Senin, 21 Mei 2012

Diaryku ….


edisi mei
Aku ingin bahagia.
Tetangga sebelah kiriku punya anak balita bernama Iqbal. Tetangga sebelah kananku juga punya balita, namanya Deka. Keduanya adalah anak yang ganteng dan ceria. Usia mereka Cuma selisih setahun, Deka lebih tua. Pagi-pagi mereka sudah maen. Gentian saling nyamperin. Sorenya sambil makan, keduanya bermain lagi. Kalau sore biasanya balitanya tambah. Seru dech suasananya.
Mungkin karena anak laki ya … biasanya awalnya Iqbal dan Deka main baek-baek saja, tapi karena entah karena rebutan mainan atau apa membuat mereka bertengkar, saling tampar bahkan saling pukul. Kalau salah satu ada yang nangis barulah selesai. Begitu terus. Tapi mereka tidak bosan untuk maen lagi. Mereka gampang banget lupa kejadian yang barusan terjadi apalagi yang kemaren. Habis berantem mereka bisa tertawa bersama lagi. Asyik-asyikan lagi. Aku yang mengganti jadi malu pada mereka. Aku yang sudah kepala 4, kalo marah awet. Mangkelnya sulit hilang. Walo kepada suami dan anak-anak sendiri. Wah… wah… bodohnya aku nyimpen-nyimpen rasa marah yang ujungnya jadi sumber penyakit.
Suatu sore aku ngaji Tauziah dari Ustadzah kena banget. Untung aja gak sempat K.O…hi…hi…hi…. karena pas kena ulu hatiku. Ustadzah bilang orang yang paling bahagia adalah orang yang melupakan kesalahan orang lain. Sebaliknya orang yang sengsara/celaka adalah orang yang mengingat-ingat kesalahan orang lain. Ternyata selama ini aku salah besar dalam memandang bahagia dan sengsara. Akupun bertekad tidak ingin jadi orang sengsara apalagi celaka. Aku ingin bahagia. Hidup sekali harus bagagia, karena itu tidak sulit. Aku juga belajar dari Iqbal yang gampang melupakan kesalahan teman. Aku tahu Iqbal lebih sering dijahilin Deka. Usahaku yang pertama, melupakan kesalahan kakakku sendiri, juga anaknya. Setelah ku coba ternyata enak …. Ada beban yang berkurang. Perlahan namun pasti akan ku kikis sifat dendam dan amarahku. Maafkan aku ya suamiku … anak-anakku … selama ini aku terlalu banyak marah yang tidak karuan dan menyakiti perasaan kalian ….
Terimakasih juga kepada Ustadzah Supiyati atas tausiahnya. Aku ingin bahagia …. Bahagia …. Bahagia.


Sri Lestari
Ibu Rumah Tangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar