Kamis, 15 Maret 2012

Timun Emas



One night, while they were praying, Buto Ijo a giant with supranatural powers passed their house. He heard they pray. "Don't worry farmers. I can give you a child. But you have to give me that child when she is 17 years old," said Buto Ijo. The farmers were so happy. They did not think about the risk of losing their child letter and agree to take the offer. Later, Buto Ijo gave them a bunch of cucumber seeds. The farmers planted them carefully. Then the seeds changed into plants. No longer after that, a big golden cucumber grew from plants. After it had ripe, the farmers picked and cut it. They were very surprised to see beautiful girl inside the cucumber. They named her Timun Mas or Golden Cucumber. Years passed by and Timun Mas has changed into a beautiful girl. On her 17th birthday, Timun Mas was very happy.
However, the parents were very sad. They knew they had to keep their promise to Buto Ijo the giant but they also did not want to lose their beloved daughter. "My daughter, take this bag. It can save you from the giant," said father. "What do you mean, Father? I don't understand," said Timun Mas.
Right after that, Buto Ijo came into their house. "Run Timun Mas. Save your life!" said the mother. Buto ijo was angry. He knew the farmers wanted to break their promise. He chased Timun Mas away. Buto Ijo was getting closer and closer. Timun Mas then opened the bag and threw a handful of salt. It became sea. Buto Ijo had to swim to cross the sea. Later, Timun Mas threw some chilly. It became a jungle with trees. The trees had sharp thorns so they hurt Buto Ijo. However, he was still able to chase Timun Mas. Timun Mas took her third magic stuff. It was cucumber seeds. She threw them and became cucumber field. But Buto Ijo still could escape from the field. Then it was the last magic stuff she had in the bag. It was a shrimp paste or terasi. She threw it and became a big swamp. Buto Ijo was still trying to swim the swamp but he was very tired. Then he was drowning and died.
Timun Mas then immediately went home. The farmers were so happy that they finally together again.

Diaryku ….



Belajar pada anak-anakku. Dua bujangku kini telah remaja. Anak pertamaku, Kamal namanya. Adiknya Aziz, Abdillah Azis lengkapnya. Keduanya punya banyak kesamaan. Hobi dan kecenderungannyapun hampir sama. Ada temanku bilang, punya 2 anak yang banyak kesamaannya lebih enak daripada yang mencolok perbedaannya. Insya Alloh akan akur sampai dewasa. Amin. Amin. Amin.
Kedua anakku adalah remaja sederhana dan tidak neko-neko. Prestasi disekolahnya pun cukup membanggakan. Untuk urusan agama, dibanding remaja lain, keduanya termasuk taat. Bahkan sikecil Azis, sejak kelas dua SMP sudah puasa Senin-Kamis, kalau ada udzur barulah bolong. Amang kakaknya “baru” kadang-kadang aja puasa. Aku tidak pernah memaksanya, tapi jika aku memintanya untuk puasa, pasti dia puasa juga. Amang ya … Aku lebih senang memanggilnya dengan Amang untuk si sulung. Ikut-ikutan waktu adiknya masih celat (cadhel) belum bisa memanggil Kamal, jadilah Amang. Bagiku lebih familier.
Aku bersyukur kepada Alloh SWT, keduanya punya sifat pemurah, akupun belajar terus kepada keduanya. Berikut ini contoh kemurahan anakku. Ku mulai dari si sulungn dulu ya ….
·         Dia meminjamkan seragam celana olahraganya kepada temannya yang kurang beruntung. Selama setahun dipinjaminya, terakhir untuk ujian akhir praktik. Temannya sangat berterima kasih bisa ikut pelajaran olahraga  tanpa malu karena slewah (berbeda) dengan temannya dan bagus.

·         Amang punya dua sepatu untuk sekolah. Ada temannya terpilih ikut lomba tonti, sayang sepatunya tidak mau dikompromi lagi untuk dipakai latihan. Karena belum ada kesempatan untuk beli, dipinjemnya sepatu Amang. Tanpa keberatan, dipinjamkannya sepatu kesayangannya untuk latihan tonti selama sebulan … sayang sekolahnya belum kecipratan juara.

·         Ada lagi  temannya yang kurang mampu. Tidak ada kendaraan untuk sekolah, naik angkot boros, jalan kaki capek. Lagi-lagi anakku menjadi solusi bagi temannya. Setelah nganter adiknya, disamperin juga teman sekalian pulang diantarnya juga. Ini terjadi berbulan-bulan, sampai akhirnya mereka pisah karena beda jurusan.

Untuk contoh-contoh diatas, si sulung melakukannya tanpa ada penyesalan dan gerutu. Setahuku dia ikhlas saja. Mungkin bagi orang lain hal diatas adalah hal sepele, tapi bagiku merupakan  hal yang membanggakan. Inilah benih-benih kepedulian, kasih sayang yang harus dipupuk. Umi salut anakku, pesen Umi tetap Istiqomah ya le …. Orang yang pemurah buanyaak sahabatnya.
Untuk cerita si bungsu diedisi berikutnya ya …..
Salam . . . . . .

Sri Lestari
Ibu Rumah Tangga

Pidato Perpisahan Siswa Kelas IX


Nama   : Abdillah Azis
No       : 01
Kelas   : IX A


Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Yang Terhormat Bapak Yohanes Sukamto, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMPN 3 Sleman
Yang Kami Hormati Bapak Ibu Guru SMPN 3 Sleman
Yang Kami Hormati Bapak Ibu Wali Murid SMPN 3 Sleman
Serta teman-temanku yang saya cintai

Alhamdulillah marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai kenikmatan sehingga kita dapat berkumpul ditempat ini dalam acara “Perpisahan Siswa Kelas IX Tahun Ajaran 2011/2012”.
Bapak Ibu Guru yang saya hormati dan teman-temanku yang berbahagia
Saya mewakili teman-teman kelas IX mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ibu Guru yang tak jemu-jemu membimbing kami dengan sabar, sehingga kami dapat lulus dengan nilai yang membanggakan . Saya juga mewakili teman-teman kelas IX meminta maaf jika dalam mengikuti pelajaran, kami membuat Bapak Ibu Guru merasa jengkel, marah dan sakit hati. Semoga pengabdian Bapak Ibu Guru menjadi amal ibadah yang diterima Allah SWT.
Teman-temanku yang berbahagia, tak terasa waktu telah berlalu. Tinggalkan cerita tentang kita. Tidak terasa kita sudah belajar di sekolah ini selama 3 tahun. Tawa, sedih, susah, senang kita lewati bersama. Sehingga terbentuklah persahabatan diantara kita. Tapi, akan tiada lagi kini tawamu untuk hapuskan semua sedih dihati, karena kita akan berpisah demi mencapai cita-cita yang kita inginkan. Mungkin dengan sebuah perpisahan , kita akan menghargai arti sebuah pertemuan. Biarlah persahabatan diantara kita menjadi kenangan yang terindah dalam sebuah kisah “Semua Tentang Sahabat”.
Saya juga berpesan kepada adik-adik saya, kelas VII dan VIII. Patuhilah nasihat orang tua dan guru. Belajarlah yang rajin untuk menggapai cita-cita yang diinginkan. Bermimpilah yang tinggi dan lakukanlah yang terbaik untuk menjadi yang terbaik.
Yang terakhir, kami kelas IX meminta doa restu kepada Bapak Ibu Guru supaya kami menjadi sukses dan dapat membanggakan bangsa dan negara.

Hari bahagia adalah hari lebaran
Di hari lebaran kita meminta maaf
Hanya ini yang bisa saya sampaikan
Bila ada salah kata saya mohon maaf

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sesorah Pepisahan Siswa Kelas IX


Nami   : Abdillah Azis
No       : 01
Kelas   : IX A


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Kepala sekolah SMPN 3 Sleman ingkang kula hormati
Ingkang kula hormati Bapak/Ibu Guru SMPN 3 Sleman
Kanca-kanca kelas IX ingkang kula tresnani.

Puji syukur Alhamdulillah kunjuking ngarsa dalem Allah SWT, amargi sampun maringi rahmatipun dhateng kita sedaya sahengga kita tasih saged kempal manunggal ing enjing menika ing acara “Perpisahan Siswa kelas IX Tahun Ajaran 2011/2012”.

Bapak Ibu ingkang kula hormati,
Mboten nginten lan mboten kraos bilih kula sak kanca kelas IX sampun tigang taun sinau wonten sekolahan punika lan sampun wancinipun badhe perpisahan kaliyan Bapak Ibu Guru lan rayi siswa kelas VII & VIII. Kanthi mekaten saklebeting kula sinau ing sekolahan punika mbok bilih wonten kalepatan kula lan sak kanca kelas IX kula nyuwun pangapunten.

Saklajengipun kula sak kanca ngaturaken agung panuwun kang tanpa upami amargi piwulangipun Bapak Ibu Guru saengga kita saged lulus kanthi sae. Mugi-mugi sedaya wau dados amal jariyahipun Bapak ibu guru sedaya.

Kula lan sak kanca nyuwun pangestu dhumateng Bapak Ibu Guru, mugi sadaya ilmu ingkang kula gayun saged kangge sangu gesang ing alam donya menika.

Dumateng kanca-kanca kelas IX
Ujian ingkang kula samipun kita lampahi pancen awrat, nanging tasih awrat lan angel wonten ing ujian sak lajengipun, inggih menika ujian ngadhepi pepalanging gesang kados ta narkoba lan pergaulan bebas. Menawi kita mboten sanged nganggulangi, badhe manggih kapitunan. Mila mangga kita tebihi bab-bab menika.

Dumatheng para adik-adik kula sedaya
Mangga kita sregep sinau lan mituhu dhumateng Bapak ibu guru sahengga saged nggayuh gegayuhan ingkang luhur.

Ing pungkasanipun kula sak kanca nyuwun donga pangestu dhateng Bapak Ibu Guru mugi kula lan kanca-kanca saged nglajengaken wonten ing pawiyatan ingkang langkung inggil.

Sematen atur kula, kirang langkungipun nyuwun pangapunten.


Kupat janure tuwa
Menawi lepat nyuwun pangapura

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.