Mlati Krajan, 9
November 2012
Setiap tahun kita memperingati hari
pahlawan 10 November. Hari pahlawan merupakan tonggak perjuangan bangsa
Indonesia untuk membenahi diri dalam membangun negaranya. Hikmah yang bisa
diambil dari 10 November yaitu keikhlasan.
Perjuangan bangsa Indonesia tempo
dulu adalah tanpa pamrih. Mereka, para pahlawan baik yang dikenal maupun yang
tidak dikenal telah bersungguh – sungguh memperjuangkan terbentuknya Negara RI
yang kita nikmati ini. Hal yang perlu digarisbawahi bahwa mereka meninggalkan
kepentingan pribadi, keluarga ( anak, istri) untuk mengangkat senjata dalam
peperangan mengusir penjajahan saat itu. Tidak terpikirkan dalam dirinya apakah
mereka akan diakui atau dihargai jasanya.
Mereka tetap memperjuangkan terbentuknya negara RI ini.
Banyak tokoh yang telah diakui oleh
bangsa kita sebagai pahlawan nasional antara lain Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Cut
Nyak Dien dll. Walaupun mereka tidak saling mengenal, mereka mempunyai sifat
yang hampir sama yaitu selalu
meperjuangkan kepentingan umum( bangsanya) diatas kepentingan pribadi, keluarga
maupun golongannya. Sifat- sifat kepahlawanan diatas dan nilai – nilai luhur
itulah yang perlu kita warisi untuk
menggapai tujuan bersama dalam berbangsa ini.
Khusus untuk generasi penerus memang
seharusnya selalu siap mewarisi nilai- nilai luhur yang ada pada generasi
perintis, tentu saja ini membutuhkan kesiapan mental, spiritual, tekad yang
kuat untuk menerima sifat – sifat tersebut diatas.
Lalu bagaiman
realitas saat ini? Kita telah merdeka selama 67 tahun lebih dan kita juga telah
melakukan pembangunan dari pelita ke pelita yang telah disesuaikan dengan GBHN.
Kita mengakui bahwa pembangunan di Indonesia mengalami kemajuan yang
signifikan. Sarana dan prasarana yang baik, pembangunan pendidikan telah
mengalami kemajuan, pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus 6,6% di tahun 2012. Namun
disisi lain mengapa rakyat miskin juga semakin bertambah? Menurut hemat penulis
salah satunya penyebabnya adalah kita semua anak bangsa ini termasuk pemimpin
telah kehilangan jati dirinya, tidak memiliki jiwa kepahlawanan,tidak
mengedepankan kepentingan bersama dan tidak mau berkorban. Sifat sifat itu
telah tergantikan dengan sifat sifat yang lain, sifat egoism,individualism,konsumerisme,
dan hedonism yang notabene semua sifat tersebut bukan dari sifat asli bangsa
kita.
Andaikan para
generasi perintis dahulu (para pahlawan) mempunyai sifat sifat egoism saja, dia
tidak mau berjuang untuk bangsanya tentu negara ini tidak pernah ada dan kita
tidak pernah terlahir di negeri ini karena kakek nenek kita tentu telah
dihabisi oleh penjajah tempo dulu (bahasa jawa :tumpes kelor)
Begitu
bahayanya sifat sifat negatif yang menggejala di negara ini tentu akan
menyebabkan negara ini menjadi lemah dan runtuh perlahan lahan. Untuk itu saya
mengajak orang tua,pemimpin, pemuda untuk mengikis habis sifat sifat negatif itu
yang berlawanan dengan sifat sifat kepahawanan. untuk mewujudkannya perlu
kerjasama dan kerjakeras dari semua pihak karena yang kita saksikan saat ini
banyak pemimpin kita yang mempunyai sifat egois yang hanya mementingkan
kepentingan golongan dan kepentingan sesaat,tidak ada jiwa pengabdian di dalam
mengemban tugasnya. Banyak tindakan tindakan yang berupa kebohongan, pemalsuan,
korupsi, amoral dsb.
Begitu
pula dalam dunia pendidikan banyak kasus para pendidik yang tidak mengabdi
untuk kepentingan anak didiknya, di kalangan siswa dan mahasiswa banyak yang
hanya mengejar nilai bagus tapi tidak berniat menuntut ilmu dalam arti
sesungguhnya . Di bidang pertanian banyak pengelola pertanian yang tidak memikirkan pertanian berkelanjutan,dan
masih banyak contoh kasus kasus yang lain.
Andaikan
sifat sifat negatif diatas telah digantikan oleh sifat sifat kepahlawanan,
perlahan tapi pasti bangsa kita akan bangkit kembali dan kita akan menjadi
bangsa yang maju, bermartabat, dan disegani oleh bangsa bangsa lain di dunia
SALAM PERJUANGAN UNTUK INDONESIA
Suwito
Mlati Krajan, Sendangadi, Mlati,
Sleman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar