Maling Ayam Tewas
Dikeroyok
Sabtu Kliwon 7
Desember 2013 ( Harian Jogja )
Kulon Progo – Aksi main hakim
sendiri terjadi di Kulonprogo. Akibatnya, Ngadimun, 45, warga Dusun Kadisono,
Desa Guwasari, Kecamatan Pajangan, Bantul, tewas dikeroyok.
Assalamualaykum pembaca yang baik
hati, apa yang ada di benak pembaca setelah membaca petikan berita di Koran
Harian Jogja tersebut? Miris, senang, ataukah malah “ nyokorke ben kapok “
Saya disini hanya akan menuangkan
uneg – uneg di pikiran saya. Menurut saya perilaku main hakim sendiri itu sudah
sangat tidak manusiawi. Apalagi sampai mencebut paksa nyawa seseorang. Tidakkah
orang – orang yang main hakim sendiri itu merasa sudah lebih baik, hingga
merasa pantas member hukman pada si maling? Apakah oknum yag main hakim sendiri
itu sudah pernah merasakan sakitnya orang yang dipukuli apalagi sampai mencabut
nyawa seseorang? Apakah actor ringan tangan itu sudah pernah merasakan sakratul
maut? Yang menurut agam sakitnya bukan main. Nabi Muhammad saw saja menahan
rasa sakit yang luar biasa. Padahal nabi dicabut dalam keadaan normal tidak
dicabut paksa oleh orang lain saja sudah sakit bukan main apalagi dicabut paksa
oleh tangan tangan oknum tertentu.
Pembaca yang budiman masihkah
kita mau main hakim sendiri. Saya disini nukan membela keluarga bapak ngadimun,
tetapi saya ingin masyarakat Indonesia lebih berperikemanusiaan. Insya allah
jika kita mngamalkan sila ke 2 dalam Pancasila hal seperti ini tidak akan
terjadi. Dan insya allah jika Pancasila kita amalkan di seluruh sendi kehidupan,
bangsa Indonesia tidak hanya ditakuti tapi juga disegani.
Pembaca yang berezeki baik, yang
saya sesalkan adalah peristiwa ini kenapa terjadi di provinsi DIY. Padahal
Yogyakarta berhati nyaman, kota budaya, kota pendidikan. Lalu bagaiman nasib
kota – kota di Indonesia kalau yang dijadikan panutan saja terjadi hal semacam
itu?
Sedikit lagi ya pembaca, saya
ingin pemerintah membaca berita di Koran itu. Yang perlu dianalisis kenapa
orang sampai nekat maling? Kenapa warga sampai main hakim sendiri? Jawabannya
karena alasan ekonomi. Tidak mungkin orang yang sejahtera mau maling ayam.
Tingkat kesejahteraan diukur dari tingkat kesenjangan antara si kaya dan si
miskin. Jika kesenjangan tidak terlalu jauh maka Negara itu bisa dibilang
makmur. Jawaban yang kedua karena masyarakat sudah tidak percaya pada hukum di
Indonesia hingga nekat main hakim sendiri.
Terimaksih allah telah memberikan
nikmat yang banyak kepada bangsa Indonesia
Abdillah Azis
SMAN 1 Sleman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar