Rabu, 28 September 2011

Hamas: Jangan Mengemis Minta Pengakuan Palestina




 
Sabtu, 24 September 2011
Hidayatullah.com--Perdana menteri pemerintahan Palestina di Gaza Ismail Haniyah mendesak agar Presiden Mahmud Abbas tidak "mengemis-ngemis" pengakuan negara Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Berbicara kepada wartawan usai shalat subuh di Gaza City, Jum'at (23/9), Haniyah mengatakan bahwa upaya Abbas minta keanggotaan penuh di PBB untuk Palestina telah mencederai "kehormatan rakyat Palestina."

"Kami menginginkan negara, tapi harus yang berkedaulatan penuh, bukan mengorbankan hak-hak rakyat Palestina."

"Kami mendukung prinsip pembentukan negara, tapi kemerdekaan harus didahulukan. Kami tidak ingin mengemis minta sebuah negara," imbuh Haniyah.

Presiden Mahmud Abbas telah menyerahkan surat permohonan keanggotaan penuh bagi Palestina kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jum'at (23/9), saat sidang Majelis Umum PBB. Selanjutnya permohonan itu akan dibawa ke sidang Dewan Keamanan PBB pada hari Senin (26/9).

Sejak pertama ide mencari pengakuan bagi negara Palestina di PBB didengung-dengungkan Abbas, Hamas telah berulangkali mengutarakan ketidaksetujuannya. Bukan karena tidak ingin merdeka, tapi yang diinginkan adalah kedaulatan sejati dan hengkangnya Zionis Israel dari tanah Palestina.

"Rakyat Palestina telah bertempur dan berjuang selama lebih dari 60 tahun, mengorbankan ribuan martir, ribuan tahanan ... hanya untuk membebaskan tanah Palestina, " kata Haniyah.

"Kami menahan diri dari maju ke PBB karena kami yakin lembaga itu berada di bawah kendali Amerika Serikat dan mengarahkan orientasi politik ke PBB hanyalah sia-sia belaka," katanya.

Menurut Hanyah, jika permohonan di PBB itu gagal, maka rakyat Palestina harus fokus pada masalah persatuan nasional dan memanfaatkan gejolak yang sedang terjadi di negara-negara Arab untuk kepentingan rakyat Palestina.*
Sumber : maan

Shirkuh dan Shalahuddin Menguasai Mesir




 
Senin, 22 Agustus 2011
Oleh: Alwi Alatas
DINASTI Fatimiyah didirikan di pusat wilayah Ifriqiya (Tunisia) pada tahun 909. Pada tahun 969, dinasti ini berhasil menguasai Mesir dan memindahkan pusat kekuasaannya ke Kairo. Dinasti Fatimiyah berhaluan Syi'ah Ismailiyah. Ia mengklaim kekhalifahan atas dunia Islam dan tidak mengakui kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad yang berfaham Sunni.

Selama delapan dekade berikutnya, kekuasaan Dinasti Fatimiyah terus menguat dan meluas. Sepanjang paruh pertama abad ke-11, wilayah kekuasaannya mencakup Mesir, Afrika Utara (Ifriqiya), Suriah, Palestina, Yaman, dan Hijaz, termasuk Makkah dan Madinah. Sementara pada masa yang sama, kekuasaan Dinasti Abbasiyah terus mengalami kemerosotan dan wilayahnya terpecah-pecah dalam banyak kesultanan yang bersifat otonom.

Namun pada pertengahan abad ke-11, keadaan berbalik. Dinasti Fatimiyah mulai mengalami kemerosotan dan dinasti Abbasiyah mulai menguat kembali. Sejak tahun 1050-an, kekuasaan politik dan militer Kekhalifahan Abbasiyah dikendalikan oleh orang-orang Turki Bani Saljuk. Mereka berhasil mengambil alih wilayah Suriah, Palestina, dan Hijaz dari tangan Fatimiyah. Proses ini sempat terhenti dengan terjadinya perpecahan di kalangan emir-emir Turki Saljuk dan terjadinya Perang Salib pada penghujung abad ke-11. Bagaimanapun, Dinasti Fatimiyah tidak pernah bangkit lagi setelah itu dan keadaannya terus mundur hingga tumbangnya dinasti ini pada tahun 1171.

Pada akhir masa Dinasti Fatimiyah, wilayah kekuasaannya hanya tinggal meliputi Mesir saja. Konflik dan intrik politik semakin sering terjadi. Pergantian kekuasaan antara wazir (perdana menteri) yang lama kepada wazir yang baru sering diwarnai oleh pertumpahan darah. Khalifah Fatimiyah sendiri sering terlibat dalam intrik politik menjatuhkan wazirnya dan mengangkat wazir yang baru dan membuat keadaan di negeri itu menjadi tidak stabil.

Pada tahun 1162, Mesir dipimpin oleh seorang wazir bernama Shawar. Tapi setelah sembilan bulan berkuasa, Shawar disingkirkan dari kedudukannya digantikan oleh seorang bernama Dirgham. Shawar melarikan diri ke Suriah dan meminta suaka politik pada Nuruddin Zanki. Nuruddin Zanki merupakan seorang pemimpin Sunni yang shalih dan pada masa itu berhasil menyatukan kekuatan di Suriah dalam menghadapi kekuatan salib.

Selama berada di Suriah, Shawar berulang kali membujuk Nuruddin Zanki agar membantunya merebut kekuasaan kembali di Mesir. Nuruddin tidak menanggapi permohonan Shawar, karena hal itu akan memecah kekuatannya dalam menghadapi kekuatan salib yang berpusat di Yerusalem. Selain itu, posisi Mesir dibatasi oleh wilayah kekuasaan Kristen di Yerusalem, sehingga pengiriman pasukan ke Mesir bisa membahayakan keberadaan pasukan itu sendiri karena sulitnya pengiriman pasukan bantuan ke sana.

Tapi Nuruddin berubah pikiran ketika Kerajaan Yerusalem yang dipimpin oleh Amalric mulai melakukan invasi ke Mesir. Amalric rupanya melihat melemahnya dinasti Fatimiyah sebagai peluang untuk menaklukkan negeri yang kaya itu.
Dengan alasan Mesir terlambat membayar upeti kepada Yerusalem, Amalric mengerahkan pasukannya untuk merebut kota Bilbays di Mesir beberapa bulan setelah jatuhnya Shawar dari kekuasaan. Upaya Amalric ketika itu gagal dan pasukannya kembali tanpa hasil.
Namun hal ini membuat Nuruddin khawatir. Jika Amalric kembali menyerang dan berhasil menguasai Mesir, maka hal itu akan membuat kerajaan Yerusalem semakin kuat dan semakin berbahaya bagi Muslim di Suriah. Nuruddin akhirnya menyetujui tawaran Shawar untuk membantunya merebut kekuasaan di Mesir. Sebagai balasannya, Shawar berjanji akan mengakui kepemimpinan Nuruddin, membayar seluruh biaya perang, dan memberikan sepertiga pendapatan mesir kepada Nuruddin. Apa yang terjadi berikutnya adalah sebuah drama memperebutkan Mesir antara pasukan Muslim Suriah dan pasukan Kristen Yerusalem.

Untuk menjalankan tugas ini, Nuruddin menunjuk Shirkuh, jenderal utamanya yang sekaligus merupakan paman Shalahuddin. Shirkuh merupakan seorang jenderal militer yang berpengalaman. Ia menyambut tugas ini dengan antusias dan berangkat ke Mesir bersama Shawar dan sepuluh ribu tentara. Pasukan Shirkuh menguasai kota Bilbays pada tanggal 24 April 1164 dan memasuki Kairo seminggu kemudian. Dirgham terbunuh dalam peristiwa itu dan Shawar kembali dikukuhkan sebagai wazir Mesir.

Tapi setelah semua itu, Shawar mengingkari janjinya. Kini ia merasa khawatir dengan keberadaan pasukan Shirkuh yang sangat kuat dan memintanya meninggalkan negeri itu. Tentu saja Shirkuh tidak mau melakukannya dan menagih janji Shawar. Secara diam-diam, Shawar justru meminta Amalric mengirimkan pasukan untuk membantunya. Hal itu membuat Shirkuh terpaksa menarik pasukannya mundur dari Mesir, karena kekuatan pasukannya tak mencukupi untuk menghadapi pasukan Yerusalem dan Mesir sekaligus.

Shirkuh tidak pernah melupakan peristiwa itu. Ia berkali-kali meminta izin Nuruddin untuk kembali ke Mesir dan membalas perbuatan Shawar. Terlebih lagi, setelah kejadian itu, cengkeraman Yerusalem atas Mesir menjadi semakin kuat. Kesempatan itu akhirnya datang pada awal tahun 1167. Semakin kuatnya pengaruh Yerusalem atas Mesir membuat Nuruddin menyetujui permintaan Shirkuh untuk kembali membawa pasukannya ke Mesir.
Shirkuh segera menghimpun pasukannya. Kali ini ia mengajak keponakannya yang masih berusia 29 tahun, yaitu Shalahuddin al-Ayyubi. Pada pertempuran kali ini, Shirkuh akan menunjukkan kehandalan militer yang luar biasa dalam menghadapi musuh yang lebih besar dan lebih kuat.

Amalric yang mengetahui rencana kedatangan Shirkuh berangkat dan tiba lebih dulu di Kairo pada awal tahun 1167. Pasukan gabungan Yerusalem dan Mesir menanti kedatangan pasukan Shirkuh di sisi Timur kota Kairo, karena dari arah inilah semestinya Shirkuh dan pasukannya akan tiba. Tapi tanpa diduga, Shirkuh melakukan gerakan memutar ke Selatan, menyeberangi Sungai Nil, dan tiba di sisi Barat kota Kairo yang dibatasi oleh sungai.
Amalric dan Shawar sangat terkejut saat mengetahui lawan mereka tiba-tiba sudah berada di belakang mereka. Shirkuh mengirim seorang utusan dan sebuah surat kepada Shawar, mengingatkannya agar melepaskan ikatannya dengan Amalric dan bekerja sama dengannya dalam memerangi pasukan salib. Namun Shawar bukan hanya menolak tawaran ini, ia bahkan membunuh utusan Shirkuh dan menunjukkan surat dari Shirkuh kepada Amalric untuk menunjukkan kesetiaannya pada Raja Yerusalem itu. */ Kuala Lumpur, 20 Ramadhan 1432/ 20 Agustus 2011. Bersambung ke Tulisan Kedua

Penulis adalah kolumnis hidayatullah.com, kini sedang mengambil program doktoral bidang sejarah di Universiti Islam Antarabangsa, Malaysia

Shirkuh dan Shalahuddin Menguasai Mesir




 
Rabu, 24 Agustus 2011
Oleh: Alwi Alatas

PASUKAN Amalric kemudian menyeberangi Sungai Nil untuk menghadapi pasukan Shirkuh. Saat Amalric dan pasukannya mulai menyeberang, Shirkuh membawa pasukannya dengan cepat ke Selatan, menyusuri Sungai Nil. Amalric dan pasukannya segera mengejar mereka. Setelah berada cukup jauh dari Kairo, Shirkuh menghentikan pasukannya dan mengatur strategi untuk berperang melawan pasukan musuh. Kedua pasukan kemudian berhadapan-hadapan, pasukan Shirkuh di Selatan dan pasukan lawan di Utara.

Shirkuh membagi pasukannya menjadi tiga bagian: satu di bagian tengah dan dua di sayap kiri dan kanan. Bagian tengah pasukan dipimpin oleh Shalahuddin. Ketika pertempuran dimulai, Shalahuddin dan pasukan di bagian tengah berpura-pura terdesak dan melarikan diri ke Selatan. Pasukan musuh mengejar mereka dengan penuh semangat. Namun tanpa mereka sadari, pasukan Shirkuh yang berada di sayap kiri dan kanan bergerak memutari mereka dan tiba-tiba sudah berada di bagian utara.

Dengan memancing musuh jauh ke Selatan Kairo, Shirkuh hendak menjauhkan musuh dari basis kekuatan mereka di Kairo. Kini, dengan memutari musuh dan memosisikan diri di sebelah Utara musuh, Shirkuh membuat mereka sulit untuk melarikan diri ke Kairo.

Pada pertempuran itu, pasukan Shirkuh dapat mengalahkan pasukan musuh. Banyak tentara Kristen Yerusalem yang terbunuh dalam pertempuran itu. Walaupun begitu, Amalric dan beberapa tentaranya dapat meloloskan diri dan kembali ke Kairo. Mereka segera mempersiapkan pasukan yang baru untuk mengejar pasukan Shirkuh di selatan. Tapi sebelum mereka sempat berangkat, mereka mendapat kabar yang mengejutkan: Shirkuh dan pasukannya telah berada di ujung Utara Mesir dan telah menaklukkan kota Aleksandria di tepi Laut Tengah.

Mereka tidak menyangka Shirkuh dapat menggerakkan pasukannya secepat itu ke Utara. Kini mereka terpaksa mengikuti rentak yang dimainkan oleh Shirkuh. Pasukan Yerusalem dan Mesir kini bergerak ke Utara dan mengepung kota Aleksandria dari darat dan dari laut. Shirkuh dan pasukannya bertahan di kota itu selama sebulan. Lama kelamaan Shirkuh dan pasukannya mulai mengalami kesulitan. Bahan pangan semakin menipis. Mereka terkepung dan terputus hubungan dari Suriah. Jika terus dalam posisi seperti itu, mereka tentu akan kalah.

Nuruddin Zanki mengetahui keadaan genting sedang dihadapi oleh Shirkuh dan pasukannya di Aleksandria, tetapi ia tak bisa mengirimkan pasukan bantuan ke Mesir karena lokasi yang terlalu jauh. Namun Nuruddin melakukan sesuatu yang sangat mengganggu perhatian Amalric. Ia mengerahkan pasukannya menyerang daerah sekitar Yerusalem. Sementara itu, pada saat yang sama Shirkuh menugaskan Shalahuddin untuk memimpin pasukan utama bertahan di Aleksandria. Ia sendiri menerobos kepungan musuh bersama beberapa ratus tentaranya. Mereka bergerak ke daerah sekitar Kairo, membujuk para petani di sekitar kota itu untuk melakukan perlawanan terhadap rezim Shawar yang telah menimbulkan banyak kesusahan bagi mereka.

Dengan strategi tersebut, posisi pasukan Shirkuh yang tadinya dalam keadaan terdesak di satu front kini berkembang menjadi tiga front pertempuran: Alexandria, Yerusalem, dan Kairo. Pertempuran yang diharapkan akan berakhir singkat oleh pihak Amalric dan Shawar kini berubah menjadi pertempuran yang mungkin akan berlangsung lama. Shirkuh mengirimkan surat dan memberi pesan yang jelas kepada Amalric: pertempuran itu hanya memberikan keuntungan bagi Shawar dan tidak memberi keuntungan bagi mereka berdua. Amalric yang berkali-kali dibuat pening oleh rentak strategi Shirkuh yang sangat sukar ditebak terpaksa menyetujui usulan yang diberikan oleh Shirkuh. Kedua belah pihak melakukan gencatan senjata dan kembali ke negeri mereka masing-masing.

Pada pertempuran babak kedua ini, Shirkuh masih belum berhasil dalam misinya. Pertempuran itu, terutama pengepungan di Aleksandria, juga menyebabkan Shalahuddin merasa trauma. Pengaruh Yerusalem di Mesir menjadi semakin kuat. Upeti yang harus dibayarkan oleh Mesir kepada Yerusalem semakin besar setelah peristiwa itu. Bagaimanapun, Nuruddin Zanki dan Shirkuh berhasil menarik simpati masyarakat Mesir. Penduduk Mesir tidak menyukai kerja sama Mesir dengan Yerusalem. Upeti yang harus dibayarkan oleh Mesir sangat membebani mereka. Khalifah Fatimiyah yang masih berusia muda juga sangat tidak menyukai kebijakan Shawar yang merugikan kerajaannya itu.

Harapan khalifah Fatimiyah dan masyarakat Mesir kini terpusat pada Nuruddin Zanki. Mereka merasa hanya Nuruddin yang bisa diharapkan untuk membebaskan mereka dari ancaman Yerusalem. Maka Khalifah Fatimiyah mulai mengirimkan surat secara teratur kepada Nuruddin Zanki, memintanya untuk mengirim pasukan lagi ke Mesir. Tapi Nuruddin tidak ingin bertindak gegabah. Ia sudah mengirim Shirkuh dan pasukannya dua kali, tapi negeri itu tidak mudah ditaklukkan, terlebih dengan adanya campur tangan Yerusalem. Nuruddin tidak menanggapi permintaan itu dan memutuskan untuk mengamati keadaan.

Sikap Nuruddin yang memilih untuk bersabar sangat tepat, karena Almaric kemudian melakukan kesalahan fatal. Pada bulan Oktober 1168 banyak peziarah yang datang dari Eropa ke Yerusalem. Adanya tenaga baru ini membuat Amalric tergoda untuk segera menyerang dan menguasai Mesir. Ia pun mengerahkan pasukannya masuk ke Mesir. Kota pertama yang mereka kuasai adalah kota Bilbays. Namun di kota ini para peziarah Eropa yang menyertai pasukan itu melakukan tindakan yang kejam. Mereka membantai penduduk kota itu, termasuk perempuan dan anak-anak, Muslim dan Kristen. Sikap ini jelas sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Shirkuh dan pasukannya.

Kejadian itu membuat penduduk Kairo bertekad untuk mempertahankan kota mereka mati-matian. Karena jika kota itu jatuh ke tangan musuh, tentu nasib mereka akan sama dengan penduduk Bilbays. Pada saat yang sama, Khalifah Fatimiyah, al-Adid, mengirimkan sebuah surat kepada Nuruddin Zanki dan mendesaknya untuk menolong Mesir. Kali ini Nuruddin bertindak cepat. Ia memerintahkan Shrikuh untuk berangkat lagi ke Mesir. Shirkuh meminta Shalahuddin menyertainya dalam misi ini yang diikuti dengan perasaan enggan oleh keponakannya itu.

Perjalanan pasukan Shirkuh yang ketiga kali ke Mesir memberikan kemenangan yang gemilang. Pasukan Amalric sudah sempat mengepung Kairo, tetapi merasa frustasi melihat kegigihan masyarakat Kairo bertahan. Amalric merasa khawatir pasukan Shirkuh sewaktu-waktu akan tiba dari Suriah dan berperang melawan pasukannya. Ia tentu tak pernah melupakan kegesitan dan kemahiran Shirkuh dalam mengatur strategi perang. Maka pada awal Januari 1169, sebelum pasukan Shirkuh tiba di tempat itu, Amalric menarik pasukannya dari Kairo dan kembali ke Yerusalem.

Dengan demikian, ketika Shirkuh dan pasukannya tiba di Kairo, musuh telah meninggalkan kota itu. Khalifah Fatimiyah dan penduduk Mesir menyambut Shirkuh sebagai pahlawan mereka. Shawar kemudian ditangkap dan dihukum mati. Shirkuh ditetapkan sebagai wazir Mesir yang baru.

Shirkuh sendiri ternyata tidak lama memerintah sebagai wazir negeri Mesir. Dua bulan kemudian ia meninggal dunia. Shalahuddin ditetapkan sebagai wazir yang baru. Shalahuddin kelak menghapuskan Kekhalifahan Fatimiyah pada tahun (1171), meneruskan kepemimpinan Nuruddin Zanki (1174), mendirikan Dinasti Ayyubiyah, dan membebaskan Yerusalem dari tangan orang-orang Frank (kekuatan salib) (1187).*/Kuala Lumpur,  20 Ramadhan 1432/ 20 Agustus 2011  
Daftar Pustaka

Maalouf, Amin. The Crusades through Arab Eyes. London: al-Saqi Books. 1984.
Runciman, Steven. A History of the Crusades, 2: The Kingdom of Jerusalem. Cambridge: Cambridge University Press. 1987.
Penulis adalah kolumnis hidayatullah.com, kini sedang mengambil program doktoral bidang sejarah di Universiti Islam Antarabangsa, Malaysia

Debat Rok Mini Share | Antara “Postmodern” dan Aurat Wanita



 
Jum'at, 23 September 2011
Oleh: Kholili Hasib
PADA hari ahad (18/09/2011), anggota Perkumpulan Pembela Hak Perempuan mengadakan aksi di Bundaran Hotel Indonesia (HI) untuk  memprotes pernyataan Gubernur DKI, Fauzie Bowo, tentang himbauan tidak memakain rok mini bagi perempuan.
Pernyataan Fauzie Bowo (Foke)  itu dilatarbelakangi terjadinya kasus pemerkosaan di angkot beberapa hari lalu. Ia menghimbau agar penumpang wanita tidak menggunakan pakaian mini saat berada di angkutan umum agar tidak mengundang reaksi negatif.
Pernyataan tersebut mengundang reaksi keras kaum liberal dan feminisme.  Aktivis pro feminisme meyakini bahwa pakaian minim adalah hak asasi perempuan.  Sehingga mereka tidak terima jika pakaian minim dikaitkan dengan penyebab pelecehan terhadap wanita
Ulil Abshar Abdallah, aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Indonesia di antara yang ikut mendukung aksi mereka. Menurutnya himbauan untuk menurutup aurat wanita merupkan cerminan pemikiran konservatif.
"Buat saya, memandang masalah pakaian melulu dari moral dress code (kode berpakaian) agama, itu terlalu sempit. Karena kemajuan masyarakat modern itu tercermin dalam keragaman cara berpakaian terutama di kalangan perempuan," katanya. (hidayatullah.com 22/09).
Pernyataan-pernyataan Ulil dan aktivis Perkumpulan Pembela Hak Perempuan tersebut menunjukkan mereka penganut paham yang disebut “Postmodern”. Disebut  postmodern sebab filsafat postmodern dijadikan sebagai ‘akidah’-nya.
Prinsip Curiga
Islam model postmodern (posmo) ini diusung oleh pemikir Liberal asal Aljazair, Mohammed Arkoun. Penganutnya dapat disebut “Moslem Postmodernism”.  Ciri khas Islam model itu adalah; kesetaraan, humanis-sekular, dualisme, anti otoritas, hukum Islam relative, anti universalisme, menolak pengetahuan non-empiris dan pluralisme.
Model-model begitu sesungguhnya telah lama bercokol di Barat. Akan tetapi dalam dunia Islam, model Islam itu mencuat setelah muncul gerakan Liberalisasi di dunia Arab.
Islam model postmo ini dikenalkan oleh Mohammed Arkoun pada sekitar tahun tujuh puluhan. Arkoun termasuk pengagum berat filsafat postmodern. Dibanding dengan tokoh liberal lainnya, ia sangat gandrung dengan epistemologi  postmo.
Studi Islamnya dinamakan Islamologi Terapan (al-Islamiyyat al-Tathbiqiyyah). Dan ciri utamanya menggunakan metode dekonstruksi. Yakni  dekonstruksi teologi dan dekonstruksi syari’ah.
Dalam islamologi terapan, konsep totalitas dan universalime Islam dihapus. Hak dan batil dirobohkan. Tidak ada hukum yang pasti. ‘Syari’ahnya’ adalah humanisme. Hukum Tuhan didiskualifikasi. Humanisme-sekuler diangkat menjadi otoritas penentu nilai.
Asumsinya, ayat-ayat hukum dalam al-Qur’an mengandung mitos, sebagaimana kitab Injil kaya dengan mitologi. Di samping itu, hukum-hukum fikih dan tafsir dinilai bias ideologis dan politis.
Maka dari itu, “postmodern” menolak kemapanan hukum. Semua hukum Islam seolah berkepentingan menindas kaum minoritas dan lemah.
Kecurigaan berlebihan kepada mayoritas dan kaum lelaki adalah ciri khas lainnya.
Perasaan itu bersumber dari epistemologi filsafat postmodern, yaitu dekonstruksi oposisi binner. Oposisi binner, mulanya terapan linguistik strukturalis, ditolak dengan alasan memelihara konsep totalitas dan keberpihakan kepada kaum mayoritas atau pihak yang dianggap kuat.
Beginilah jika epistemologi yang diterapkan salah alamat alias salah sasaran. Linguistik post-struktrualis oleh para filsuf mulanya diterapkan dalam bidang sastra dan seni.
Linguistik post-struktrualis itu lantas oleh para cendekiawan liberal diterapkan ke dalam agama. Akibatnya, agama layaknya fenomena bahasa. Tidak ada kaitan dengan hal-hal non-empiris. Berubah-ubah, seperti halnya ejaan bahasa yang bisa berubah.
Konsep oposisi binner tersebut dianggap menimbulkan pemikiran yang berpotensi untuk menguasai. Oleh sebab itu, semua harus dibongkar (didekonstruksi) oleh mereka.
Dalam urusan pakaian, misalnya, hukum pernikahan dan hal-hal terkait lainnya, kecurigaannya selalu dialamatkan kepada lelaki.
Jika aurat lelaki lebih terbuka kenapa wanita tidak terbukan seperti laki-laki, begitu istilah mereka. Jika lelaki bebas keluar kenapa wanita dibatasi harus didampingi mahram.
Logika-logika ini adalah sesungguhnya logika kaum postmodern. Di mana pandangan hidupnya sama sekali tidak terkait dengan Tuhan. Tuhan dalam pikiran manusia dalam bahasa John Hick adalah ‘the real phenomenon’, tidak absolut.
Muhammad Syahrour, pemikir Liberal Arab lainnya asal Suriah, adalah pengusung aliran postmo yang paling getol mendekonstruksi konsep aurat wanita. Bahkan dalam teori batas minimal (nadzariyyat hudud) mengatakan bahwa batas minimal aurat wanita yang wajib ditutup adalah payudara, ketiak dan dubur-qubul saja.
Karena teologi didiskualifikasi dalam fikih, dibuang dalam epistemologi, maka “postmodern” justru jatuh kepada eksklusivisme.
Eksklusivisme itu muncul karena perjalanan akidah postmodernisme selalu berdiri secara konfrontatif dengan akidah dan hukum Islam. Kemunculannya memang sangat mencurigai doktrin agama. Kecurigaan berlebihan ini menimbulkan reaksi radikal.
Maka, ketika para pengikut ‘madzhab’ postmodern ini membela diri, mereka selalu bertindak radikal atau mengeluarkan pernyataan yang menukik agama. Dalam demo menolak himbauan memakai pakaian sopan beberap waktu lalu, aktifis Perkumpulan Pembela Hak Perempuan justru menunjukkan pakaian-pakaian minim bahkan ada yang berlebihan minimnya. Meneriakkan yel-yel menyalahkan laki-laki.
Ulil pun bersuara, ia menyebut pihak yang membela aurat muslimah diksebut kaum konservatif. Mirip komentar pengusung Postmodern, Mohammad Arkoun, yang menyebut kaum ortodok  tradisionali untuk mereka yang mengusung kebenaran universal dan ketetapan hukum Islam.
Karena menolak kemapanan itu, sesungguhnya tidak ada kepastian yang diperjuangkan pengusung postmodernisme tersebut. Epistemologinya hanya mencapai tataran syakk dan spekulatif. Jika yang disebut itu liberal saat ini, maka sesungguhnya mereka bukan lagi penganut modernisme tapi postmodernisme.
Oleh sebab itu, bagaimana mungkin mengamalkan pengetahuan agama yang masih dalam tataran tidak pasti.  Akan tetapi pengusung Postmodernisme tidak mempersoalkan pengetahuan agama yang tidak pasti itu, baginya kehancuran agama bukan problem, sebab semangatnya adalah humanisme-sekular.
Adalah wajar jika Ulil dan para pembela rok mini tidak mempermasalahkan aurat. Sebatas minim apapun bagi mereka bukan problem sosial. Karena memang sudah mendiskualifikasi norma hukum dalam pandangan hidup mereka. Maka dari itu, problem sosial sesungguhnya dipicu oleh ‘madzhab’ postmodern ini, sebab mereka ini adalah kelompok-kelompok yang sesungguhnya  anti kemapanan.*

Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana Istitut Studi Islam Darussalam Gontor Ponorogo

20.000 Warga Amerika Masuk Islam Tiap Tahun




 
Senin, 26 September 2011
Hidayatullah.com—Tragedi serangan World Trade Centre (WTC) 2001, membawa perubahan cukup luar biasa bagi Islam di seluruh dunia. Selain ada perubahan negatif, juga ada sisi positif. Salah satunya adalah warga Amerika semakin terbuka kepada umat Islam dan ajaran Islam. Mereka dengan kesadaran sendiri ingin memahami Islam secara mendalam.
Pernyataan ini disampaikan Syamsi Ali, tokoh muslim terkemuka di New York yang kini menjadi imam imam Masjid Al-Hikmah, Masjid Islamic Center, dan imam Masjid Jamaica Muslim Center, New York.
“Pasca tragedi 9/11, orang yang masuk Islam meningkat empat kali lipat daripada sebelum tragedi 9/11,” kata pria asal Indonesia ini.

Sementara itu, menurut NBC News, sekitar 20.000 warga Amerika masuk Islam setiap tahun. Para pemimpin muslim mengatakan, minat warga Amerika terhadap Islam meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Pada situs video Voice Of Amerika (VOA), ada puluhan video yang menunjukkan jumlah perempuan di Amerika Serikat dan Inggris masuk Islam. CNN News pernah menurunkn laporan tentang  1.5  juta warga Amerika masuk Islam.

Muhammad Al-Nassir, Direktur Pusat Islam dari wilayah metropolitan Washington, yang meliputi lima area termasuk Maryland, Virginia dan Washington, DC, menyatakan, sekitar 180 orang Amerika dari berbagai usia dan jenis kelamin telah menyatakan diri masuk Islam, bertepatan dengan adanya ancaman membakar al-Quran pada 11 September tahun lalu dan terkait pro-kontra rencana pembangunan masjid di dekat lokasi Ground Zero di New York.

Nassir menghubungkan, penyebab tingginya warga AS yang menyatakan diri masuk Islam di daerah vital atau kota utama Amerika Serikat karena mereka membaca dan mempelajari tentang Islam dan biografi Nabi Muhammad SAW yang menyebabkan mereka tertarik lebih jauh untuk belajar tentang Islam.

Seorang warga negara Amerika Serikat, bernama Robert Spencer, dari timur laut Washington, DC, yang setelah masuk Islam berganti nama menjadi “Abdul Rahman” mengatakan: “Saya mengikuti pertumbuhan pesat agama Islam di dunia Barat, dan orang-orang di sini mengakui bahwa jumlah orang yang masuk Islam setiap tahun di dunia Barat sangat besar dan cepat, dalam 12 tahun telah dibangun lebih dari 1.200 masjid di Amerika Serikat (rata-rata seratus masjid setahun), dan hal itu adalah aneh bahwa sebagian besar orang-orang yang memeluk Islam adalah warga Amerika yang beralih menjadi pendukung Islam yang kemudian melaksanakan ajaran-ajaran Islam yang luar biasa! ”

Moran (33 tahun), seorang peneliti dari negara bagian Virginia,  menegaskan, 20 ribu orang Amerika masuk Islam setiap tahunnya setelah peristiwa 11 September 2001.

“Kunjungan warga AS semakin meningkat ke masjid dan tidak terbatas pada masjid, tetapi mereka juga mengunjungi Islamic Center yang ada di Washington, Virginia, Minnesota, dan tempat lainnya,” kata pimpinan Darul Huda AS ini.

Menurut situs riseofislam.com, jumlah umat Islam di Amerika saat ini berkisar antara 6-7 juta jiwa. Jumlah pastinya tidak diketahui karena sensus penduduk AS tidak mencantumkan agama warga negara.

Sejarah Islam di Amerika Serikat bermula sekitar abad ke 16. Estevánico dari Azamor adalah Muslim pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara. Walau begitu, kebanyakan para peneliti di dalam mempelajari kedatangan Muslim di AS lebih memfokuskan pada kedatangan para imigran yang datang dari Timur Tengah pada akhir abad ke 19.

Migrasi Muslim ke AS  berlangsung dalam periode yang berbeda, yang sering disebut “gelombang”, sekalipun para ahli tidak selalu sepakat dengan apa yang menyebabkan gelombang ini.

Saat ini masjid di Amerika Serikat lebih dari 1.209 masjid. Masjid terbesar adalah Islamic Center of America di Dearborn, Michigan. *

Israel Kembali Bangun Pemukiman, AS Cuma Kecewa




 
Rabu, 28 September 2011
Hidayatullah.com— Amerika Serikat (AS) menyatakan "sangat kecewa," akan keputusan Zionis-Israel memperluas pembangunan pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur. Demikian dikatakan pemerintah di Washington Selasa (27/09/2011).

Sebagaimana diketahui, beberapa hari lalu, Israel mengabarkan telah memberikan lampu hijau atas pembangunan 1.100 rumah baru di pemukiman sengketa Gilo.

Pemukiman Yahudi ilegal di wilayah yang diduduki Palestina adalah salah satu hambatan utama bagi proses perdamaian.

Pemukiman Yahudi Gilo itu tersebut terletak di wilayah pendudukan Palestina di al Quds (Yerusalem) Timur.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian, rencana pembangunan telah disetujui dan publik boleh mengajukan keberatan atas rencana itu selama 60 hari ke depan.

Sementara itu, pemerintah Palestina pimpinan PM Ismail Haniyah mengecam keputusan otoritas penjajah Zionis Israel untuk membangun 1100 unit rumah baru di permukiman Zionis Gilo di al Quds tersebut. Haniyah menilai, keputusan ini mengindikasikan besarnya serangan permukiman di kota al Quds dan meningkatnya “yahudisasi” kota tersebut.

Haniyah mengatakan, pihaknya memantau dengan penuh perhatian atas aktivitas politik di PBB dan menegaskan bahwa hak rakyat Palestina tidak bisa berubah dalam mendirikan negaranya yang merdeka dengan kedaulatan penuh tanpa dikurangi sana sini.

Ia dengan tegas menolak melepaskan apapun hak rakyat Palestina yang tidak bisa berubah dalam masalah tanah air, hak kembali pengungsi dan menentukan nasib sendiri. 

Mungkin akan berbeda sikap Amerika jika yang melakukan *
Rep: CR2

Awas! Asap Obat Nyamuk Setara 100 Batang Rokok

 
Share |

 
Rabu, 28 September 2011
Hidayatullah.com—Anda salah satu pengungguna obat nyamuk bakar? Berhati-hatilah, siapa sangka jika obat nyamuk bakar yang katanya bisa membuat nyamuk menghilang justru membawa bencana buat kesehatan.

Sebuah penelitian di Malaysia menunjukkan bahwa asap dari obat nyamuk adalah setara dengan 100 batang rokok. Akibatnya, masalah pernapasan pun kerap kali dialami oleh pengguna obat nyamuk bakar.

"Tidak banyak orang tahu tentang hal itu, tetapi kerusakan yang terjadi di paru-paru disebabkan oleh asap obat nyamuk bakar sama dengan 100 batang rokok," kata, Sandeep Salvi, Direktur Penelitian Paru-paru kepada medicmagic sebagaimana ditulis liputan6.com.
Menurut studi lain di New Delhi, India, 55 persen penduduk kota yang tinggal dalam 500 meter dari sumber polusi udara seperti kendaraan jalan lalu lintas atau dekat dengan daerah industri, rentan terhadap polusi. Sehingga, dua juta anak di bawah usia lima tahun meninggal karena masalah pernapasan setiap tahunnya.*

Demi Keamanan dan Kehormatan, Tutuplah Aurat



 
Senin, 26 September 2011
BEBERAPA waktu lalu, warga Jakarta dikejutkan oleh munculnya berita kasus pemerkosaan di sebuah angkutan umum. Peristiwa tersebut telah menyita perhatian publik, bahkan beberapa media memuatnya sebagai head line yang cukup menarik perhatian.
Silang pendapat pun tak terhindarkan. Masalah pemerkosaan bergeser pada masalah busana atau pakaian. Sebagian publik figur menilai bahwa memang sudah seharusnya kaum hawa menjaga diri dengan berpakaian syar’i. Namun sebagian yang lain bersikukuh untuk tetap menolak.
Aktivis perempuan pendukung rok mini misalnya, mereka menolak pihak yang menilai pakaian wanita sebagai pemicu tindak pemerkosaan.
“Jangan salahkan rok mini kami,” kilah mereka dalam demo yang mereka lakukan beberapa waktu lalu di bundaran HI, Jakarta.
Terlepas dari silang pendapat yang terjadi di masyarakat, sebagai seorang Muslimah sudah barang tentu kita ingin selamat dari bahaya dan tentunya ancaman siksa dari Allah SWT.
Tulisan ini, tentu tidak dimaksudkan membela para pemerkosa. Bagaimanapun, perilaku ini dilarang dan mendapat hukuman setimpal dalam Islam.
Namun, jauh akan lebih bermanfaat jika kaum Muslimah menjadikan kasus tersebut sebagai media introspeksi diri agar terhindar dari bahaya serupa. Pesan ini hanya untuk para Muslimah, bukan untuk yang beragama lain.
Sebagai ajaran universal, Islam sejak awal telah memberikan perhatian serius terhadap masalah busana. Seorang muslimah sungguh tidak dibolehkan (haram) membuka aurat mereka di depan umum atau terhadap laki-laki yang bukan muhrimnya. Allah SWT telah menegaskan dalam firman-Nya;
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.“ (QS: Al-Ahzab: 59)
Ayat tentang hijab di atas, secara redaksional ditujukan kepada Nabi, namun demikian esensi dari ayat tersebut berlaku bagi seluruh wanita yang beragama Islam (Muslimah).
Ditinjau secara historis, perintah menutup aurat ini sama sekali tidak seperti anggapan aktivis liberal yang suka memutar balik esensi ajaran Islam. Juga tidak seperti tuduhan mereka yang menilai bahwa jilbab dimaksudkan untuk membatasi ruang gerak para wanita.
Akan tetapi perintah tersebut hadir lebih karena adanya upaya serius untuk melindungi jiwa raga muslimah dari beragam gangguan dan bahaya yang bisa merenggut kesucian atau kehormatannya.
Prof. Dr. Muhammad Chirzin, menegaskan dalam karyanya “Buku Pintar Asbabun Nuzul” bahwa perintah berjilbab pada para muslimah, pada hakikatnya lebih dikarenakan menjaga kesucian dan kehormatan mereka dari berbagai macam ancaman dan berbagai macam gangguan kejahatan. Sebagaimana kaum Muslimah di zaman Nabi yang selalu rentan diganggu oleh kaum munafik dan Yahudi.
Dalam sejarah, jilbab terbukti efektif melindungi kaum hawa dari berbagai macam gangguan dan kejahatan laki-laki tak berkahlak.
Kehormatan Muslimah
Sejak ayat ini turun, kaum hawa pada masa Rasulullah sepenuhnya terjaga kehormatannya. Pernah suatu ada seorang Muslimah diganggu oleh orang Yahudi, maka sesaat kemudian rasulullah saw pun mengintruksikan perang terhadap Bani Qainuqa, yang telah mengganggu keamanan dan kenyamanan wanita yang beriman.
Peristiwanya bermula ketika seorang Muslimah mendatangi kios emas di pasar Bani Qainuqa untuk suatu keperluan. Ketika tiba di kios, Muslimah itu melihat beberapa orang Yahudi. Sesaat kemudian, orang Yahudi itu mulai menggoda dan melecehkan Muslimah tadi. Bahkan Yahudi itu berani memaksanya untuk menampakkan wajahnya. Dan, Muslimah tadi menolak.
Sampai-sampai mereka berani melakukan sesuatu yang mempermalukan Muslimah itu. Secara diam-diam, tukang emas pemilik kios mengikatkan ujung kain Muslimah itu pada sebuah bangku atau pada bagian punggung pakainnya tanpa sepengetahuannya, hingga ketika Muslimah itu berdiri, tersingkaplah aurat wanita ini. Merekapun tertawa terbahak-bahak dan mencemooh. Seketika Muslimah itu berteriak sekeras-kerasnya dan meminta pertolongan.
Ketika berita itu sampai kepada Rasulullah saw, maka saat itu juga perintah perang melawan Yahudi Bani Qainuqa menjadi satu keputusan tegas beliau.
Hal ini cukup menjadi bukti bahwa jilbab itu penting baik bagi keselamatan diri, maupun kehormatan agama Islam. Oleh karena itu, sebagai Muslimah, tidak sepatutnya mengenakan busana yang tidak diajarkan oleh Islam dan dicontohkan oleh istri-istri beliau.
Keuntungan Berjilbab
Sebagai orang beriman, menurut aurat (berjilbab, red) tentu suatu keharusan. Namun ajaran Islam tak pernah memerintahkan sesuatu yang tak jelas manfaat dan alasannya. Demikian pula halnya dengan larangan.
Menurut aurat bagi Muslimah adalah perintah Allah dan rasul-Nya. Jika demikian pasti ada manfaat besar di balik perintah tersebut. Baik manfaat cepat di dunia dan pasti manfaat yang lebih besar lagi kelak di akhirat.
Wanita yang berjilbab insya Allah akan terhindar dari gangguan dan kejahatan pria tidak berakhlak. Lebih mudah beraktivitas di luar rumah, khususnya bagi Muslimah yang memiliki bayi yang masih minum ASI. Dengan berjilbab tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena bayi dapat minum ASI tanpa sang ibu malu karena terbuka auratnya.
Jilbab juga melindungi rambut dan kulit kepala dari sengatan terik mentari tatkala berada di area terbuka. Bahkan kulit pun akan tetap terjaga keasliannya, karena tidak terkena debu dan panas.
Secara psikis, jilbab juga akan memberikan self control yang baik. Jadi wanita lebih terpelihara ucapan dan perilakunya, sehingga terhindar dari keburukan akhlak. Oleh karena itu, secara otomatis jika para pengguna jilbab mengerti hakikat dasar jilbab, tentu mereka akan sangat disegani dan dihormati oleh siapapun juga.
Oleh karena itu, hendaknya para Muslimah dimanapun berada untuk bersegera menunaikan perintah Allah dan rasul-Nya dalam hal berbusana. Jangan terprovokasi oleh sebuah ungkapan yang menyatakan, ”Lebih baik tidak berjilbab tapi baik daripada berjilbab tapi hatinya busuk.” Ungkapan tersebut adalah ungkapan yang tidak bertanggung jawab dan disampaikan orang yang mengerti agama secara baik.
Ingatlah,  hati yang baik adalah hati yang kaya akan nutrisi iman. Dan, tidak mungkin seorang Muslimah yang mengaku beriman akan mengabaikan perintah Allah dan rasul-Nya.
Allah memerintahkan wanita menutup aurat, semata-mata agar terjaga jiwa raganya. 
Ancaman pembuka aurat
Bagi wanita yang mengaku beriman, tetapi masih bersikeras tidak mau menutup aurat,  sungguh ia telah merugi. Selain di dunia mereka hidup kurang terhormat, di akhirat mereka akan diminta pertanggungan jawab.
Rasulullah saw bersabda, “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian, namun telanjang dan berlenggak lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Sungguh ironis, jika kelak mencium bau surga saja kita tidak bisa.
Hadits di atas menjelaskan tentang ancaman bagi wanita-wanita yang membuka dan memamerkan auratnya.
Maka dari itu, bersegeralah menurut aurat. Jangan sampai karena lalai terhadap cara berbusana, di akhirat pun, kita menjadi wanita yang mendapat azab keras dari Allah SWT. Na’udzubillahi min dzalik.*/Imam Nawawi


Kewarganegaraan Republik Indonesia



Sampul buku Praktik Belajar Kewarganegaraan diterbitkan oleh Center for Civic Education bekerja sama dengan Depdiknas
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh UU sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan Kartu Tanda Penduduk, berdasarkan Kabupaten atau (khusus DKI Jakarta) Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga. Kepada orang ini akan diberikan nomor identitas yang unik (Nomor Induk Kependudukan, NIK) apabila ia telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan. Paspor diberikan oleh negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas yang bersangkutan dalam tata hukum internasional.
Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah
  1. setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI
  2. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
  3. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara asing (WNA), atau sebaliknya
  4. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut
  5. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI
  6. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI
  7. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin
  8. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
  9. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
  10. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya
  11. anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
  12. anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Selain itu, diakui pula sebagai WNI bagi
  1. anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing
  2. anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah sebagai anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan
  3. anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia
  4. anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.
Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang termasuk dalam situasi sebagai berikut:
  1. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia
  2. Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga negara Indonesia
Di samping perolehan status kewarganegaraan seperti tersebut di atas, dimungkinkan pula perolehan kewarganegaraan Republik Indonesia melalui proses pewarganegaraan. Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia dan telah tinggal di wilayah negara Republik Indonesia sedikitnya lima tahun berturut-turut atau sepuluh tahun tidak berturut-turut dapat menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan pejabat yang berwenang, asalkan tidak mengakibatkan kewarganegaraan ganda.
Berbeda dari UU Kewarganegaraan terdahulu, UU Kewarganegaraan tahun 2006 ini memperbolehkan dwikewarganegaraan secara terbatas, yaitu untuk anak yang berusia sampai 18 tahun dan belum kawin sampai usia tersebut. Pengaturan lebih lanjut mengenai hal ini dicantumkan pada Peraturan Pemerintah no. 2 tahun 2007.
Dari UU ini terlihat bahwa secara prinsip Republik Indonesia menganut asas kewarganegaraan ius sanguinis; ditambah dengan ius soli terbatas (lihat poin 8-10) dan kewarganegaraa

Ius sanguinis







(Dialihkan dari Jus sanguinis)Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Ius sanguinis
Ius sanguinis atau jus sanguinis (bahasa Latin untuk "hak untuk darah") adalah hak kewarganegaraan yang diperoleh seseorang (individu) berdasarkan kewarganegaraan ayah atau ibu biologisnya. Kebanyakan bangsa yang memiliki sejarah panjang menerapkan asas ini, seperti negara-negara di Eropa dan Asia Timur.
s soli atau jus soli (bahasa Latin untuk "hak untuk wilayah") adalah hak mendapatkan kewarganegaraan yang dapat diperoleh bagi individu berdasarkan tempat lahir di wilayah dari suatu negara. Dia berlawanan dengan jus sanguinis (hak untuk darah).
Biasanya sebuah peraturan praktikal pemerolehan nasionalitas atau kewarganegaraan sebuah negara oleh kelahiran di wilayah tersebut diberikan oleh sebuah hukum turunan disebut lex soli. Banyak negara memberikan lex soli tertentu, dalam aplikasi dengan jus soli yang bersangkutan, dan aturan ini yang paling umum untuk memperoleh nasionalitas.
Sebuah pengecualian lex soli diterapkan bila anak yang dilahirkan orang tuanya adalah seorang diplomat dari negara lain, yang dalam misi di negara bersangkutan.
Namun, banyak negara memperketat lex soli dengan mengharuskan paling tidak salah satu orang tua harus memiliki warga negara yang bersangkutan atau izin tinggal resmi lainnya pada saat kelahiran anak tersebut. Alasan utama menerapkan aturan tersebut adalah untuk membatasi jumlah orang bepergian ke negara lain dengan tujuan mendapatkan kewarganegaraan untuk seorang anak.
Ius soli umum di negara-negara di Amerika dan di tempat lain yang ingin mengembangkan dan meningkatkan penduduk mereka. Beberapa negara yang menerapkan ius soli ad

Sabtu, 17 September 2011

Manfaat Narkoba


Banda Aceh: Rektor Unsyiah, Dr Darni Daud MA, Kamis (2/8) tampil sebagai salah seorang pemateri pada seminar bertajuk; Rencana Pembangunan Aceh Tahun 2020 melalui Program Alternative Development di Gedung AAC Dayan Dawood, Unsyiah Banda Aceh. Dalam makalahnya berjudul; Pembangunan Tahun 2020 Dihubungkan dengan Alternatif Development Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan, Darni memaparkan sesuatu yang dinilai kontroversi, yaitu sisi positif tanaman ganja.

“Tetapi jangan langsung saya dicap sebagai orang yang ingin melegalkan ganja. Saya tetap menentang kalau ganja dipergunakan dengan tidak benar, sebab agama juga melarangnya,” begitu kata Rektor Unsyiah ketika memaparkan materi makalahnya.

Materi yang disampaikan Darni (tentang sisi positif tanaman ganja, red) merupakan hasil kajian ilmiah yang dikumpulkan Prof Dr Syamsul Rizal MSc (Ketua Lembaga Penelitian Unsyiah).

Berdasarkan hasil kajian ilmiah tersebut, ternyata tanaman ganja mempunyai nilai positif, tentunya apabila tanaman tersebut dimanfaatkan secara benar. “Sebaliknya bila salah dipergunakan akan merusak generasi muda, karena menjadi bahan baku narkoba,” katanya.

Adapun sisi positif yang dihasilkan ganja tersebut, katanya, akan bisa dijadikan berbagai bahan untuk industri. Sebab batang tanaman ganja ternyata memiliki serat yang cukup bagus untuk bahan baku kertas. Bahkan bahan baku kertas satu hektar tanaman ganja setara dengan 4,1 hektar kayu. “Tentunya perbandingan ini dalam usia yang sama antara pohon kayu dengan tanaman ganja,” kata Prof Syamsul Rizal yang dikonfirmasi Serambi, tadi malam.

Di samping untuk bahan baku kertas ternyata tanaman ganja berdasarkan hasil penelitian ilmiah juga sangat cocok untuk bahan baku tekstil. “Pakaian yang dihasilkan dari serat batang ganja dapat menyerap 95 persen radiasi sinar ultraviolet sehingga lebih dingin dipakai, dan ini sangat cocok untuk iklim tropis di Aceh dan Indonesia,” ungkap Darni dalam makalahnya, sebagaimana dibenarkan Syamsul Rizal.

Malah menurut Syamsul Rizal, pakaian dari serat tanaman ganja sudah ada yang diproduksi di Hawaii dalam jumlah terbatas. “Kualitasnya sangat bagus,” katanya.

Bukan saja untuk kertas dan tekstil, katanya, tetapi tanaman ini juga memiliki kandungan methanol yang cukup tinggi. Untuk satu hektar tanaman ganja akan mampu menghasilkan 1.000 galon methanol. “Bahkan perusahaan mobil Henry Ford‘s di Amerika sudah melakukan ujicoba dengan menggunakan minyak ganja untuk bahan bakar mobilnya,” paparnya.

Darni yang juga mengutip hasil penelitian ilmiah Anwar Wardy W, M Nasir Rafiq, dan Wiranda G Pialang (2006) mengatakan, bahwa daun dan bunga ganja juga dapat diolah menjadi vaksin atau obat. Sedangkan bijinya akan bisa dijadikan edible oil, tepung pangan, dan pakan. “Namun semua ini tetap harus dilakukan penelitian lebih lanjut, sehingga nantinya tidak akan salah kaprah, terutama untuk obat dan vaksin,” katanya.

Menurut Syamsul Rizal, sebuah universitas dari Australia sudah tertarik ingin bekerjasama dengan Unsyiah dalam program penelitian tanaman ganja. “Kalau ini diizinkan pemerintah, kita sudah siap. Tentu hal ini perlu dukungan semua pihak,” katanya.

Menyangkut tanaman ganja bisa dijadikan untuk bahan baku obat ternyata dibantah langsung oleh Drs Ahwil Luthan SH MBA MM selaku Project Officer Alternatif Devolepment yang juga salah seorang narasumber seminar. “Sampai saat ini yang saya tahu hasil penelitian WHO (badan kesehatan dunia) belum menemukan sebuah kajian pun yang menyatakan ganja bisa dijadikan bahan baku obat. Tapi untuk hal lain itu kita tidak tahu dan tentunya perlu penelitian ilmiah lebih dalam,” katanya.

Seminar yang diselenggarakan Polda Aceh bersama Badan Narkotika Nasional (BNN), selain menghadirkan narasumber Dr Darni Daud MA (Rektor Unsyiah), juga Prof Dr Muslim Ibrahim MA (Ketua MPU Aceh), Drs Ahwil Luthan, dan Miss Suchada Thaibunthao (Direktur TICA Thailand). Kegiatan tersebut dibuka oleh Wakapolda Aceh, Brigjen Pol Drs Daja Prihantoro dihadri sekitar 200 peserta dari berbagai kalangan seperti pejabat BNN, BNP, akademisi, mahasiswa, LSM, jurnalis, praktisi, tokoh agama, dan masyarakat.(sup)



Jakarta (ANTARA News) - Tanaman ganja yang selama ini lekat dengan nilai negatif justru mempunyai lebih banyak nilai positif sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

Kepala Bidang Riset Indonesian National Institute on Drug Abuse (Inida), Tomi Hardjatno di Jakarta, Kamis mengatakan, ganja selama ini lekat dengan nilai negatif karena tidak ada upaya untuk mengembangkan ke arah positif.

"Ganja hanya dikenal karena penyalahgunaannya saja yakni daun kering yang dihisap saja. Seolah, tidak ada manfaat lain dari tanaman ganja," katanya.

Padahal, ganja mulai akar, pohon, dahan, ranting hingga daun yang dapat diolah menjadi tas, souvenir, obat dan aneka fungsi lain.

"Kita perlu mengangkat nilai positif ganja," katanya.

Ia mengatakan, jika nilai positif lebih terangkat maka akan dapat menekan peredaran gelap ganja yang selama ini lekat dengan tanaman khas Aceh ini.

"Ganja tidak mungkin dimusnahkan dari Aceh karena penyebarannya sangat mudah. Bahkan, burung pun dapat menyebarkan benih ganja," katanya.

Dikatakannya, ganja menjadi lekat dengan negatif terjadi karena ada ulah segelintir orang luar Aceh untuk dipasarkan di luar secara gelap, katanya.

Terkait itu, Inida akan membahas masalah sisi positif ganja ini dalam suatu seminar akhir pekan ini dengan harapan dapat menemukan formula mengangkat nilai positif ganja.

Di negara lain, upaya mengangkat sisi positif narkoba juga telah dilakukan. Di Bolivia, pemerintah menjadikan tanaman koka (bahan dasar kokain) menjadi bahan dasar roti, kue pasta gigi dan obat.

Cerkak


Neruske Cinta Monyet
Is Sarjoko (Nini Klenyem)
Nalika aku metu saka toko busana golek dhasi, ndadak saka mburi krungu suara renyah ngundang jenengku.
“Mas Pam.... Mas Pam...!” Aku noleh, oh jebul Hantari mitraku SMP biyen karo garwane. Heru sing biyen uga kancaku ana SMA nalika isih padha ana Sala.
“Dhik Tari... mas Heru.... sugeng ta?” Aku gage nyedhaki wong loro kuwi nyalami.
“Pangestu mas..., pangestu dhik....,” sumaure wong loro kuwi. Hantari banjur nggeret bojone dijak neng papan sela, semono aku uga banjur ngetutke wong loro kuwi.
“Piye mas Pambudi, kabare?, wis suwe awake dhewe ora ketemu.”
“Iya dhik Pam, awake dhewe rampung SMA kae rakya lagi saiki ta ketemu?” Heru melu-melu takon.
“Iya mas Heru, pancen ya ngono. Anu dhik Tari, kahananku ya kaya ngene iki, tansah pinaringan apik, bagas waras. Ha saiki wis pira bathine dhik Tari?”
“Wah durung je mas... ya mung kudu sabar. Saiki lenggahmu neng ngendi mas?”
“Wis meh telung taun iki dhik, aku dikirim saka pandhuwuranku neng kutha kembang iki, mbantu neng RS Panti Husada kene.”
“Lha sliramu sekalihan lenggahe ana ngendi?” Hantari gage mbukak dhompete, ngetokke kertu nama banjur diwenehake aku. Weruh iku Heru kandha :
“Nek sela dhik, kapan-kapan rawuh nggonku!”
“Iya mas matur nuwun banget, wis mesthi tak goleki ta wis mas.” Kandhaku ngenaki atine Heru.
“Saiki mas Pambudi putrane wis pira?” Hantari takon.
“Oh... oh... durung duwe dhik,” semaurku gugup.
“Isih ngenteni apa ta mas..., dhasar ya wis dhokter.... gek spesialis maneh.” Heru tak sawang nyenggol bojone, sajake isih ana acara, mula kandhaku :
“Ya wis mas.... dhik Tari ndherekke, sampai ketemu lagi.” Karo neruske laku, Tari isih kandha :
“Tak anti-anti rawuhmu ya.... mas.” Aku mung ngguyu karo manthuk.

Tekan ngomah, dhasi tak seleh meja isih buntelan saka toko mau. Greget arep ngestreni resepsi pernikahane kanca dadi nglokro, senajan wis kebacut tuku dhasi anyar. Pikiranku kuwur. Patemonku karo Hantari sing ora kenyana-nyana dadi tansah nggubel atiku. Mula aku banjur ngglethakake awak neng dhipan.

Nyut... lelakon kawuri jaman neng SMP, bali kumledhang. Hantari lan aku sa klas wiwit SMP lulus. Uga klas siji SMA nganti tekan klas telu. Wiwit nalika lagi mlebu, aku wis ana rasa seneng karo dheweke. Dhasar bocahe ayu tur kalem. Neng klas yen diterangke nggatekke banget. Mula ora mokal yen dheweke pinter. Malah yen ana PR aku kerep diwarahi dheweke.

Aku jujur ngakoni, yen Hantari luwih pinter tinimbang aku. Iki kabukten saka nilai pelajaran harian, luwih-luwih bareng tampa rapot. Hantari tanpa ana angka abange, balik aku kana-kene abang kaya dene kanggo kembang-kembang. Ah... dhek semana pancen sinauku ndleya. Aku sregep mlebuh sekolah ya merga kepingin tansah ketemu lan cecedhakan karo Hantari. Sadharku bareng wis arep ujian akhir, sinauku ngaya lan grobyagan.
Apa maneh Hantari ngancam, yen aku nganti ora lulus, dheweke sida hijrah neng Surabaya ndherek paklike sing saguh ngragadi kuliahe. Dene yen aku lulus. Dheweke trima arep njupuk kursus ketrampilan, sing mengkone kena kanggo sangu urip. Awit yen njagakke ibune sing wis randha kuwi, cetha yen ora kuwat ngragadi kuliah. Sawise bapake seda sing mung karyawan swasta kuwi, uripe karo ibune tansah dibantu Ume sing karyawan bang ing Surabaya. Semono uga sekolahe Tari.

Krungu kandhane Tari ngono mau, thukul kuwanenku mblakakake isining atiku kanthi spontan, kandhaku :
“Ri, yen ngono kowe ki ya tresna karo aku ta?” Dheweke ora mangsuli, ning raine njur ketok yen ingah-ingih sajak isin, karo mripate kethal-kethil dheweke tumungkul. Weruh iku mau tuwuh kekendelanku. Aku nyedhak... njur tak ruket kenceng Hantari karo kawetu tembungku :
“Oh Ri..., jebulane aku ora keplok tangan sesisih, ning atimu ya padha karo atiku. Wiwit SMP Ri, aku wis ana rasa seneng lan tresna neng kowe. Ning aku rak ora wani kandha neng kowe, mergane awake dhewe rak isih cilik. Embuh ya..., apa sing padha diarani cinta monyet ngono kae ayake? Ning jebul saya suwe lan tekan saiki, tresnaku tansaya mundhak-mundhak. Pokoke teruske ya Ri, wiwit saiki awake dhewe pacaran.” Kandhaku serius. Hantari ngawaske aku karo kandha :
“Pam, apa mungkin awake dhewe mbesuk bisa nyawiji? Mergane aku lan kowe rak banget njomplange. Kowe putrane wong sugih, aku anak randha mlarat.” Aku mangsuli gage:
“Ri, kuwi rak wong tuwane dhewe, pokoke Ri, nek suk aku wis berhasil lan bisa urip mandiri, aku rak bakal nemtokake pilihane uripku. Percoyoa Ri, aku ora bakal nglalekke kowe. Mung kowe tak jaluk sing sabar nganti aku berhasil. Tenan Ri, aku arep berusaha tenan kanggo uripe awake dhewe mbesuk.”
Hantari mung manthuk-manthuk karo mesem kalegan. Ya wiwit iku Pambudi lan Hantari meneng-meneng padha pacaran. Atine mudha-mudhi loro kuwi saiki wis rumangsa plong, awit wis padha dene kelair gembolaning ati.
“Tenan, Pambudi lan Hantari sidane lulus SMA ne. Pambudi neruske kuliah, dene Hantari sing didhawuhi nusul Ume neng Surabaya arep dikuliahke sumaya, yen arep kursus apata apa, supaya nduwe ketrampilan. Ume diwangsuli ngono mau bisa nampa. Malah dhawuh, kanggo kursus mbutuhake beaya pira, mengko bakal dikirimi.

Ana unen-unen, sing jeneng menungsa mono bisa ngrancang tharik-tharik, ning bab kelakon lan orane kuwi mung sing Kuwasa sing wenang nemtokake.

Hantari dhek semana pilihane njupuk kursus motong memotong lan njait. Ya merga saking tekun nggatekake, lan sregep praktek nganggo kain murah-murahan, nyatane sajrone rong taun wis rampung kanthi biji sing apik. Kanggo nglanyahake, Hantari langsung wani praktek nampa jaitan saka tangga kiwa tengene. Karo nyambi njait, saka Kalurahan ana kursus kecantikan sing gratis kanggo warga desa, Hantari ya melu. Kursus kecantikan iki uga klebu paes manten ala Yogya... Sala.... lan kebesaran.

Bareng tutup tahun dianakake ujian, Hantari bijine unggul dhewe katimbang kanca-kancane. Pokoke atine wis gembleng, apa wae kabisane wanita sing sekira migunani lan ngolehake asil, bakal dilakoni. Ora ngalahna wong mono yen apa-apa bisa, ora bakal disingkur uwong.

Saking sibuke nampa jaitan lan larise anggone dadi tukang paes, Hantari wis ora ana kekarepan kanggo neruske kuliah. Ora krasa jebul ngerti-ngerti entuk layang ngabari, yen Pambudi wis rampung kuliahe. Saiki dheweke wis nduwe embel-embel ing ngarep jenenge ya kuwi Dokter. Neng layang Pambudi kandha, yen Hantari lega, sisan dheweke arep njupuk spesialis, yaiku Dokter kandungan. Jare paling suwe telung taun, mengko njur praktek. Hantari ya mangsuli yen jumurung marang karepe Pambudi, dheweke bakal tetep setya ngenteni. Tekade saya mantep, yen wiwit saiki arep nyelengi, kanggo mapak yen sawanci-wanci Pambudi rampung kuliahe njur ngajak mbangun brayat.

Hantari emoh yen nganti kabeh mung njagakake Pambudi, wong embuh akeh embuh sithik dheweke wis nduwe pametu. Senajan padha dene sibuk, saiki hubungan kekarone tansaya luwih kerep dhasar wis ana HP.

Ning ya kuwi manungsa ora ngerti apa mengko sing bakal kelakon. Ora kenyana, ing sawijining dina pak Susilo ya Ume Hantari sing neng Surabaya teka neng Sala niliki mbakyune, ya ibune Hantari. Sajroning tilik mulih sing mung rong ndina kuwi, mbakyu adhi kuwi tansah asyik anggone ngendikan sajak padha kalegan atine.

Dene apa sing dirembug embuh, Hantari ora ngerti lan ya ora kepingin ngerti. Mung nalika arep bali neng Surabaya, Ume ndangu nyuwun tinggalan apa ora, sing dikarepake dhuwit. Ning Tari matur ora, wong isih nduwe dhuwit. Saungkure Ume, ibune ngendika :
“Anu Ri, ommu kepingin kowe dadi wong mulya, mula becike gugunen apa karepe.”
“Kersanipun Om punika punapa ta, bu?” Tari nanjih.
“Ah ya wis Ri, entenana wae mengko ommu rak aweh weruh dhewe, nek ibu sing ngandhakke ndhak klera-kleru.” Ngendika ngono mau karo tindak medal, sajak ya pancen ora kersa blaka. Hantari ya njur wis ora mikir, awit wis biasane yen Ume nggatekake banget marang dheweke. Barang let seminggu Hantari entuk layang surasane ngene :

Anakku Hantari
Tari, tak sawang kowe saiki wis cukup diwasa, lan hasil jerih payahmu kursus ketok hasile. Saiki genti om, njaluk bektimu mrang aku, kowe gelema ndak jodhohake anake direkturku sing sedhela maneh leren, sing ngganteni putrane. Kae lho Heru Tamtomo sing dhek biyen kancamu neng SMP? Nalika dheweke dolan neng ngomahe om ndeleng album, weruh gambarmu, njur kewetu tembunge yen kepingin momong kowe. (Arep diajak urip bebrayan). Ri, ngertiya ya, Heru kuwi watake kaya bapake, prasaja, lugu tur jujur sisan. Mula gelem ya Ri, om ora bakal njlomprongake.
Kaya cukup semene
Om mu Susila


Rampung pamacane layang, Tari mlebu kamar nggloso neng dhipan karo nangis. Wewayangane Pambudi kekasihe ngalela sajak mbebidhung atine sing lagi bingung. Saiki ngerti kersane Ume, yen panjenengane kepingin Hantari manut kersane, ateges dheweke kudu manut apa dhawuhe minangka balas budi, anggone wis dirembug wiwit bapakne seda.
O Hantari bingung..., arep matur ibune? Jelas yen ibune mesthi ngombyongi kersane Ume. Saking wis keputekan nalar lan pikire, layang saka Ume dilempit rapi, banjur diganti amplop anyar, dialamatke neng Pambudi. Kanthi ditambahi kertas sasuwek sing tulisane ngene :

Mas Pambudi
Iki mas layang saka Om, sing surasane aku kudu manut dijodhokake karo Heru, sing sedhela maneh nggenteni bapakne minangka direktur bang pendhuwurane Om Susila. Kae lho kancamu dhek neng SMA lan uga kancaku neng SMP biyen. Pokoke mas, senajan piye wae, ati lan tresnaku mung kagem mas Pambudi.
Aku kekasihmu
Hantari


Sawise layang diposke, atine krasa lega. Apa sing bakal kelakon, kaya-kaya Hantari wis pasrah tumibane nasib ing awake. Kabeh bakal dilandesi kanthi ati dhadhag. Toh dheweke mung sadherma nglakoni. Kaya-kaya uripe mung Ume sing nemtokke...
Temenan, bareng Hantari dipethuk Ume lan diterke ibune neng Surabaya, ganti sasi sida diomah-omahake karo Heru Tamtomo, S.E. Senajan atine blas ora ana rasa tresna neng bojone, ning kanggo nuduhake bektine marang ibu lan Ume supaya bungah, Hantari tansah ngatonake yen atine tansah bungah, senajan batine sambat ngaruwara.

Batine Hantari muni ngene : Ya ben ragaku kanggo Heru, ning ati lan tresnaku mung kanggo Pambudi. Bareng wis rong taun urip neng Surabaya minangka direktur bang “Handarbeni”, Heru kepingin bukak cabang neng Bandung. Dene sing Surabaya mengko bakal dipercayakake sedulure sing maune ya anak buahe bapake.

Pambudi nalika nampa layange pak Susila kanggo Hantari sing njur dikirim Hantari neng dheweke, ya sempat setres lan lara. Neng ngelingi yen dheweke lagi ujian pungkasan (semester akhir) kanggo nggayuh spesialise, mula atine di tatag-tatagake.... diayem-ayemmi dhewe sing wusanane ya kuwat lan tabah. Sidane Pambudi lulus kanthi biji sing maremake. Bareng wis setaun praktek neng kuthane, Pambudi banjur dikirim neng Bandung neng RS Panti Husada.

E lha dalah, ya neng kutha iki Pambudi kepethuk Hantari nalikane dheweke metu saka toko golek dasi. Hantari karo Heru bojone, ya tilas kancane. Cekekal Pambudi tangi saka anggone turon. Dhompet dibukak, kertu nama pawewehane Hantari diilingi-ilingi. O neng Jl. Menur No. 6. memper kene iki rak compleke omahe wong sugih-sugih. Yoh wis... kapan-kapan kono tak golekane. Ngono batine Pambudi.

Dhasar Pambudi dokter anyar, lagi sawise setengah sasinan pas dina Setu, Pambudi metu saka omah kontrakane Malem Minggon nganggo megaprone. Ngurut Jl. Menur wiwit omah no 1 tekan 6, banjur mandheg neng ngarep omah sing pintu gerbange njenggarang kuwi. Atine gojag-gajeg, ning wusanane pintu gerbang sing mung katon digrendhel kuwi dibukak wani. Motor dituntun nyedhaki lawang banjur mencet tombol. Ora suwe keprungu kumleseting sikil nyedhaki lawang, wusana bareng lawang dibukak....
“Oh njenengan ta mas Pambudi?” Swarane Hantari renyah karo mlayu terus gapyuk ngrangkul sing lagi teka.
“Mas Heru endi jeng?” pitakone Pambudi, ana rasa samar, yen lekase Hantari sing over mau kaweruhan kakunge.
“Mas Heru tindakan kok mas, budhale lagi mau awan. Jare neng Jakarta tilik budhene sing wis sawetara wektu olehe ngarep-arep mundhut ditiliki mas Heru. Nek pamite mas Heru mung seminggu supaya budhene mari kangene, ning ya embuh, wong budhene kuwi ora kagungan putra. Mesthine yen durung tutug ya bisa wae diperpanjang wektune. Pokoke mas Heru kepingin gawe marem lan bingahe budhene.”
“O ngono ta jeng, dadi yen ngono, sliramu ijen neng ndalem?”
“Ya ora ta mas, wong penjenengan saiki rawuh ngepasi mas Heru tindak ngono kok. Wis ayo mlebu lenggah dhisik, mengko wae lehe crita.” Pambudi dituntun Hantari mlebu ing ruang tamu. Kekarone lungguh mepet, Hantari isih nyekeli lengene Pambudi kenceng karo kandha :
“Mas sasuwene mas Heru tindak aku dikancani ya?”
“Apa neng ndalem sliramu ijen ta jeng?”
“Karo rewang mas, ning mung yen esuk. Dheweke mung reresik, ngumbahi lan setlika, yen wis rampung ya njur mulih. Yen mas Heru ngersakke dimasakke, ya aku sing masak, ning kerepe mas Heru mung dhahar neng njaba, aku rak mung manut. Dene yen aku ana keperluan utawa kegiatan, lan mas Heru kerja, aku metu dhewe mas. Lha kuwi, ana mobil kanggo keperluanku, dene mas Heru senenge ngagem jip.”
“Wah begja sliramu jeng, dadi garwane wong sugih, upama wingi sida dadi bojoku, sliramu rak mung gela. Lha piye, seprene omah wae aku durung duwe kok jeng.”
“Oh mas Pam, penjenengan ora ngerti atiku kok. Bandha mono ora mesthi gawe ati mulya.
Nyatane seprana-seprene aku mung tansah kelingan penjenengan. Tresnaku isih wutuh mas, senajan ragaku wis ndak pasrahake mas Heru. Saupama sliramu isih tresna, aku rila dipegat mas Heru njur ndherek penjenengan.” Kandhane Hantari karo kembak-kembik lan mripate nrocos. Weruh iku Pambudi gage ngekeb Hantari karo kandha:
“Jeng, semono uga aku, tresnaku kuwi isih tetep neng sliramu. Teneh yen ora, aku wis rabi wingi-wingi. Sing jeneng tresna kuwi suci jeng, peparinge Gusti, mula nganti kapan wae ora bakal ilang, senajan ing tata lahir ora ndarbeni.” Krungu kandhane Pambudi, Hantari saya kenceng pangrangkule. Dhasar wis ana rasa katresnan wiwit biyen ing ati kekarone, mula nalika Pambudi tinuntun mlebu kamare Hantari ora suwala. Tekan njero kekarone dedrek adu katiyasan pindha banteng ketaton. Sawise krasa yen wis ana sandhuwuring mega sap pitu, karo menggeh-menggeh Hantari kandha:
“Eman ya mas, aku wis dudu prawan.”
“Ora papa jeng, ning atimu sing isih tetep prawan kanggoku, aku rumangsa marem banget.”          Ya wiwit dina iku Pambudi lan Hantari tansah andon asmara kaya dene maten anyar. Pambudi mirsa Hantari kanthi setiti, dhasar dheweke dokter hali kandungan. Sapa ngerti yen dheweke mengko bisa aweh wiji neng Hantari sing wis meh pitung taun omah-omah durung duwe momongan. Sakehing vitamin diwenehake. Buah lan sayuran apa sing kudu dikonsumsi Hantari kabeh dikandhakake. Lan Hantari batine ya sumaguh yen bakal diestokake. Luwih-luwih saka Pambudi kekasihe iki, sing banget digadhang-gadhang. Mula kapan-kapan wae ana wektu bisa ketemu sawise dr. Pambudi rampung tugas, lelorone acarane mung pepasihan kaya dene manten anyar.
Saka rumangsane Hantari, ya wektu iku dheweke ngrasakake bulan madu, sing gawe mulyaning lahir batin.
Senajan neng Jakarta nganti sepuluh dina, ning Heru pendhak dina tansah kontak karo Hantari liwat HP ne. Jare Heru ya selak kepingin mulih, ning tansah disemayani dening budhene. Hantari ya mangsuli yen ngarep-arep banget. Mula baline bojone, sengaja Hantari masak apa sing dadi kesenengane bojone, ndadekake bungahe Heru.
Saulihe saka Jakarta nalika padha jejagongan, Hantari kanda karo bojone ngene :
“Mas Heru, nalika mbok tinggal neng Jakarta wingi, atiku jan kasepen banget. E ya saora-ora ne kuwi nek wis ana anak rak kena kanggo glendheng-glendheng. Mbok usaha yo mas, pupung awake dhewe isih mampu.” Kandhane Hantari sajak karo ngrayu.
“Lha karepmu arep usaha neng ngendi ta dhik?”
“Ya mirsakke neng dhokter bareng-bareng ta mas.”
“Njur kersamu dr. ngendi dhik?”
“Walah, dhek emben rak ketemu Pambudi kancamu neng SMA, lan ya kancaku neng SMP. Dheweke kae saiki dhokter ahli kandhungan lho mas.”
“Apa kowe ngerti nggone praktek ta dhik?”
“Ya ngerti ta mas, dheweke rak crita nek mbantu neng RS Panti Usada. Awake dhewe rak bisa nggoleki mrana.”
“Yoh wis dhik aku manut, kapan mrana?”
“Janji mas Heru wis ora kesel kapan wae aku nderek mas.”
“Ya wis dhik, piye yen sesuk esuk?”
“Aku manut mas.” Bungahe Hantari ngayang batin krungu kesaguhane bojone. Sing ateges kanggo sabanjure bakal bisa terus sesambungane karo Pambudi. Sidane wong loro nemoni dr. Pambudi, sing supayane bisa njur diparingi momongan. Dr. Pambudi manthuk-manthuk nyaguhi, senajan kabeh mau sing ngersakake maringi, amung Pangeran.

Dr. Pambudi maringi pil-pil vitamin marang Hantari, semono uga kanggo Heru bojone. Yen Hantari pendhak minggu kudu priksa, nanging yen pak Heru, cukup yen pil-pil vitamine wis entek. Kabeh dilakoni kanthi patuh dening Heru lan Hantari. Pepenginan nduwe momongan, dening Gusti disumbadani. Wulan candhake sawise digarap Dr. Pambudi, Hantari mandheg ora wulanan. Bab mau dikandhakake bojone, bungahe Heru tanpa upama. Bareng dipirsakake lan dites urine, ya nyata yen Hantari positif ngandheg.

Rehne neng kamar priksa anane mung wong loro Hantari lan Pambudi, mula tanpa sungkan-sungkan Hantari ngruket dr. Pambudi saking senenge. Semono uga dr. Pambudi, rumangsa keturutan anggone mijeni kekasihe, Hantari diarasi sakatoge karo kawetu tembunge :
“Jeng, senajan aku ora ndarbeni sliramu, ning tresna kita wis nyawiji ing guwa garbamu wujud jabang bayi. Aku titip jeng, openana sabecik-becike.”
“Iya mas, dhawuhmu bakal ndak estokake.” Wangsulane Hantari karo ngambali ngruket kekasihe. Karo ngeterke metu tumuju lawang metu kamar periksa, dr. Pambudi celathu :
“Jeng, jebulane awake dhewe iki nerusake cinta monyet dhek jaman semana ya?” Hantari ora mangsuli, mung ninggali esem ngujiwat karo drijine njiwit lempenge dr. Pambudi kebak asih. Sing dijiwit mung nggleges seneng.

Tamat

chord lagu


ntro : G C G C
 
      G
Melihat tawamu
        C
Mendengar senandungmu
       G
Terlihat jelas di mataku
        C
Warna-warna indahmu
 
      G
Menatap langkahmu
     C
Meratapi kisah hidupmu
       G
Terlukis jelas bahwa hatimu
       C                             G
Anugerah terindah yang pernah kumiliki
 
Interlude : G C G C
 
      G 
Sifatmu nan s`lalu
       C
Redahkan ambisiku
      G
Tepikan khilafku
       C
Dari bunga yang layu
 
       G
Saat kau disisiku
      C
Kembali dunia ceria
       G
Tegaskan bahwa kamu
       C                             G
Anugerah terindah yang pernah kumiliki
 
Interlude : G C G C

        G
Belai lembut jarimu
       C
Sejuk tatap wajahmu
        G               C
Hangat peluk janjimu hooo,., 
        G
Belai lembut jarimu
       C
Sejuk tatap wajahmu
        G
Hangat peluk janjimu
       C                             G
Anugerah terindah yang pernah kumiliki



Em 
masih ku merasa angkuh
C
terbangkan anganku jauh
G
langit kan menangkapku
Bm
walau kan terjatuh


Em
dan bila semua tercipta
C
hanya untuk ku merasakan
G
semua yang tercipta
Bm
hampa hidup terasa


Musik: Em C G Bm


Em
lelah tatapku mencari
mencari
C
arti untukku membagi
G
menemani langkahku
Bm
namun tak berarti

Em
dan bila semua tercipta
C
tanpa harus ku merasakan 
G
cinta yang tersisa
Bm
hampa hidup terasa

                   C
bagai bintang di surga
              G
dan seluruh warna
                D
dan kasih yang setia
             Bm
dan cahaya nyata

                C
oh bintang di surga
           G
berikan cerita
                D
dan kasih yang setia
           Bm
dan cahaya nyata






C             G          Am
Di malam yang sesunyi ini
Em         F         C         G
Aku sendiri tiada yang menemani
F                Em
Akhirnya kini kusedari
Am            F            G
Dia telah pergi tinggalkan diriku

C          G            Am
Adakah semua `kan terulang
Em         F       C          G
Kisah cintaku yang seperti dulu
F         G            Am           Em              F
Hanya dirimu yang kucinta dan kukenang di dalam hatiku
               C                F                   G
Takkan pernah hilang bayangan dirimu untuk selamanya


Reff :

        C     G        Am     Em
Mengapa terjadi kepada diri mu
        F           C          G
Aku tak percaya kau telah tiada
         C     G            Am   Em
Haruskah kupergi tinggalkan dunia
       F           G            C
Agar aku dapat berjumpa dengan mu


Backto : *, Reff

(Music)

        C     G        Am     Em
Mengapa terjadi kepada diri mu
        F           C          G
Aku tak percaya kau telah tiada
        C     G        Am     Em
Mengapa terjadi kepada diri mu
        F           C          G
Aku tak percaya kau telah tiada
         C     G            Am   Em
Haruskah kupergi tinggalkan dunia
       F           G            C
Agar aku dapat berjumpa dengan mu